Investasi Jangka Panjang dengan Efek Compounding

Merencanakan retirement fund itu seperti halnya melakukan persiapan perlombaan marathon. Perencanaan adalah hal penting, namun perjalanannya yang panjang dalam mengejar mimpi tersebut adalah ujian yang sesungguhnya. Target nilai investasi yang dibutuhkan untuk mencapai goal retirement fund sangatlah fantastis, bila kita bandingkan dengan apa yang kita miliki dan dapatkan saat ini, angka tersebut terasa tidak masuk akal.

Namun untuk generasi milenial seperti kita, setidaknya masih ada waktu 15 tahun, perjalanan masihlah panjang. Terlepas apapun karakter kita, apakah agresif atau konservatif, bila waktu investasi yang kita miliki setidaknya 15 tahun dari sekarang, maka berinvestasi di pasar uang jelas bukan pilihan tepat.

Untuk apa kita mencari kepastian jangka pendek dengan mengorbankan potensi investasi yang jauh lebih besar pada jangka panjang. Butuhnya kan kepastian 15 tahun lagi, bukan kepastian untuk tahun depan. Dengan waktu selama itu, efek compounding rate memberikan perbedaan yang sangat besar.

Misalkan saja kita berinvestasi setiap tahun 100 juta atau setiap bulan 8,5 juta. Kita bandingkan bila diinvestasikan yang bertumbuh 5% dengan yang 15%. Hasilnya yang satu tumbuh menjadi 2,2 miliar dan yang satu lagi menjadi 5,4 miliar. Bila tahun pertama gap pertumbuhan hanya 10%, maka ditahun ke-15 gap menggelembung menjadi 141%. Dalam jangka panjang compounding rate memberikan dampak yang luar biasa.

Ketidakpastian memang merupakan sesuatu yang menakutkan. Makanya banyak sekali orang yang terjebak investasi fixed return. Tentu saja dalam dunia nyatanya, investasi yang tumbuh 15% tidak akan tumbuh selempeng itu. Lebih seringnya bergerak seperti roller coaster. Bahkan bukan tidak mungkin setelah bertahun-tahun hasilnya malah lebih buruk daripada disimpan dibalik bantal.

Namun, ketidakpastian jangka pendek itu memiliki kepastian dalam jangka panjang, efek compunding rate dapat membuat nilai 2,2 miliar berlipat ganda 5,4 miliar, pengorbanan yang sangat worth it, kan? Tapi nilai 5 miliar itu kan sudah berbeda 15 tahun lagi? Harus disesuaikan dengan taraf inflasi dong?

Tidak perlu, daripada pusingin inflasi, tingkatkan saja investasi berkalamu seiring dengan pertumbuhan pendapatanmu setiap tahun. Percaya deh, hasilnya malah akan lebih gede nantinya. Karena kebiasaan kita melakukan evaluasi bulanan dan tahunan, kita kerap terfokus pada apa yang terjadi dalam jangka pendek. Namun ketika kita berbicara investasi jangka panjang, kerap yang terlihat adalah dalam jangka pendek terlihat buruk, namun dalam periode yang lebih lama, barulah terlihat baik.

Pemula Investasi Harus Tau Hal Ini

Apakah saham konsumsi itu defensive? Umumnya pemain saham berpikir kalau saham lagi rawan koreksi, paling bagus investasi di sektor konsumsi seperti Unilever, ya kan? Tahun 2013 membuktikan teori itu salah! Sektor konsumsi bleeding turun -22% dalam setengah tahun.

Secara fundamental memang betul konsumsi = kebutuhan primer lebih kebal krisis, “inelastis” bahasa ekonomi nya yang kita pelajari ketika duduk di bangku SMP. Mau lagi susah gimana, orang tetap makan nasi setiap hari dan tentu saja menggunakan shampoo. Itu fundamental, beda dengan jika kita bicara tentang saham. Ada faktor lain seperti valuasi yang menentukan, saham selalu dinamis. Kalau saham selalu bergerak seperti teorinya, dosen – dosen ekonomi tentunya sudah kaya raya bergelimang harta.

Banyak juga dari para investor pemula yang bingung ingin mulai investasi saham dari mana. Pertama-tama, perhatikan sektor industri pada saham tersebut. Pergerakan saham di IHSG berbeda beda, namun umumnya sejalan pada sektor yang sama.
Bila kita menginginkan potensi keuntungan besar ( rugi jg besar =P ), penuh volatilitas, sektor pertambangan dapat menjadi jawabannya. Sementara bila kita menginginkan keuntungan yang stabil menarik dan downsidenya rendah, maka sektor perbankan juaranya.

Biasanya kendala umum yang akan dirasakan oleh para investor pemula adalah bingung melihat IHSG yang naik turun seperti roller coaster. Pasti banak sekali yang bingung sebenarnya mau naik atau mau turun.

Lihat pada gambar, pertumbuhan laba bersih yang merupakan backbone dari IHSG naik 12% dibandingkan setahun sebelumnya. Ingat, sepanjang laba tetap bertumbuh maka para investor bisa tenang. Selalu banyak terdapat faktor lain yang dapat menjadi isu menggerakan IHSG, seperti isu perang dagang, fluktuasi rupiah, dan isu-isu baru lainnya.. Menciptakan “noise” membuat IHSG fluktuatif membingungkan.

Kuncinya, sepanjang isu tersebut terkendali, dalam arti tidak mempengaruh backbone dari IHSG, yaitu pertumbuhan laba bersih, maka investasi kita aman. Bila tujuan kita investasi, abaikan fluktuasi jangka pendek, jangan termakan “noise”.

Sering dengar orang investasi saham malah rugi? Aset saham memang memiliki fluktuasi yang tinggi seperti yoyo, terutama dalam jangka pendek. Namun fluktuasi bukan sesuatu yang harus ditakuti. Perpanjang waktu investasi kita yang pendek menjadi 3 tahun, 5 tahun, atau lebih. Dapat dilihat pada fakta yang ada, berdasarkan data historis sejak tahun 2001.. Bila berinvestasi untuk 5 tahun, apes2nya kita salah timing masuk, masih mendapatkan return 5% pertahun, sementara mujur2nya bisa 46% rerata pertahunnya.

Ajarkan Si Kecil Konsep Investasi Sejak Dini

Mom and Dad kalau udah punya anak sebaiknya ajarkan konsep investasi sejak kecil. Jangan sampai kayak kita yang terlambat belajar investasi, karena ilmu investasi itu kan nggak diajarkan di sekolah. Ajarkan kepada anak bahwa investasi itu bukan sekedar untung, tapi berkaitan dengan disiplin, sabar dan perlu waktu untuk bertumbuh. Kalau udah ngajarin gini, si anak pasti pintar investasi deh kalau udah gede nanti. Kalau menurut kamu, penting nggak sih mengajarkan anak tentang investasi sejak kecil?

Ada yang merasa telat gak sih di usia sekarang baru belajar investasi? Nah, jangan biarkan anak kamu juga telat belajar investasi karena ilmu invetasi itu tidak diajarin di sekolah, jadi ya orang tua yang harus mengajarkannya. Ajarkan konsep investasi anak sejak dini agar saat dewasa sudah pintar berinvestasi.

Upaya Mengajarkan Investasi Kepada Anak Sejak Dini

  1. Menunda Kesenangan Sesaat
    Cara ini dilakukan agar si kecil bisa mendapatkan kesenangan lebih besar di masa depan. Coba kasih si kecil hadiah permen, coklat, atau makanan kesukaannya. Tetapi kalau mau makan harus tunggu beberapa jam atau keesokan harinya. Jika anak bisa menungu, maka berikan hadiah 2x lipat, tetapi kalau tidak bisa maka kurangi hadiahnya.
  2. Menanam Pohon
    Ajak anak menanam pohon dari bibit atau kecil. Ajarkan untuk merawatnya dengan sabar, menyiram, memberi pupuk. Jelaskan kalau pohon butuh waktu untuk berbuah. Semakin baik merawatnya, maka hasilnya juga semakin baik. Yang penting itu adalah sabar dan disiplin.

Ajarkan Juga Risiko Kerugian

Namanya investasi, pasti ada risiko rugi. Kamu juga perlu ajarkan konsep rugi ini juga ke anak. Pada cara pertama misalnya, kalau tidak bisa menunggu dan ceroboh  maka hadiahnya berkurang yang artinya rugi. Cara kedua, kalau malas merawat pohon makan pohon akan mati yang artinya rugi juga. Penting untuk mengajarkan anak konsep investasi di zaman sekarang, supaya anak punya bekal ilmu investasi di masa depan. Setuju? Hal ini juga dapat membuat anak memiliki kematangan yang cepat dalam mengambil keputusan loh.