Pilihan pengobatan untuk mengatasi stroke berdasarkan jenisnya

Pengobatan untuk mengatasi stroke dapat bervariasi tergantung pada jenis stroke yang dialami seseorang. Dua jenis stroke yang paling umum adalah stroke iskemik dan stroke hemoragik. Berikut adalah pilihan pengobatan yang umum digunakan untuk masing-masing jenis stroke:

Stroke Iskemik:

  1. Terapi Trombolitik: Terapi trombolitik adalah pengobatan yang paling efektif dan direkomendasikan secara luas untuk stroke iskemik. Terapi ini melibatkan pemberian obat trombolitik seperti alteplase (tPA) untuk melarutkan gumpalan darah yang menyumbat arteri otak. Terapi ini paling efektif jika diberikan dalam tiga jam setelah timbulnya gejala stroke, namun, dalam beberapa kasus, dapat diberikan hingga empat setengah jam setelah onset gejala.
  2. Antikoagulan dan Antiplatelet: Setelah serangan stroke iskemik, pasien mungkin diresepkan antikoagulan seperti heparin atau warfarin untuk mencegah pembentukan gumpalan darah baru. Antiplatelet seperti aspirin atau clopidogrel juga dapat diresepkan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah baru atau pertumbuhan gumpalan yang sudah ada.
  3. Pengobatan untuk Faktor Risiko: Pengobatan juga dapat difokuskan pada penanganan faktor risiko yang berkontribusi terhadap stroke iskemik, seperti hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, dan penyakit arteri koroner. Ini mungkin melibatkan penggunaan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, mengontrol kadar gula darah, menurunkan kadar kolesterol, dan mengelola penyakit jantung.
  4. Pembedahan: Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi penyebab spesifik stroke iskemik, seperti endarterektomi karotis untuk mengangkat plak dari arteri karotis yang menyebabkan penyempitan.

Stroke Hemoragik:

  1. Pengobatan Intervensi: Dalam beberapa kasus stroke hemoragik, terutama yang disebabkan oleh pecahnya aneurisma atau arteriovenous malformations (AVM), pengobatan intervensi seperti embolisasi atau pengangkatan bedah aneurisma dapat diperlukan untuk menghentikan perdarahan dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada otak.
  2. Kontrol Tekanan Darah: Kontrol tekanan darah yang ketat sangat penting untuk mencegah perdarahan lebih lanjut pada pasien dengan stroke hemoragik. Ini dapat mencakup penggunaan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah secara efektif.
  3. Manajemen Kompresif: Dalam kasus perdarahan intraserebral yang besar, tindakan manajemen kompresif seperti pemasangan kateter untuk mengeluarkan darah atau operasi untuk mengurangi tekanan intrakranial dapat diperlukan.
  4. Pengobatan Tambahan: Pasien dengan stroke hemoragik mungkin juga memerlukan pengobatan tambahan untuk mengatasi komplikasi seperti kejang, penurunan kesadaran, atau gangguan fungsi neurologis lainnya.