Memahami Apa Yang Terjadi Dibalik Krisis Minyak Goreng

Saya sebenarnya malas membahas minyak goreng, tetap ada hal penting mengenai ekonomi dalam kasus minyak goreng yang mahal ini.

Mungkin emak-emak atau kalian yang punya emak di rumah harus membaca feed ini agar dapat memahami kondisi saat ini.

Yuk kita bahas..

Pemerintah baru saja mencabut HET (harga eceran tertinggi) dari minyak goreng, yang sebelumnya dipatok di 14.000 Rupiah/liter.

Harga terbaru bahkan ada yang mencapai 50.000 Rupiah/liter.

Anehnya, begitu harganya naik, stoknya jadi banyak lagi? Sebelumnya kan langka banget tu.

Fenomena apa sih ini? Kok bisa gitu?

Apa yang sedang terjadi itu dinamakan fenomena shortage dalam teori ekonomi.

Kalian tentu tahu kurva supply demand donk? Kurva ini tidak mungkin dilawan, siapa yang berusaha melawan, pasti akan menciptakan krisis.

Inilah yang terjadi ketika pemerintah berusaha melawan kurva ini dengan menetapkan harga HET.

Fenomena ini dapat terjadi di setiap aspek ekonomi.

Tidak hanya minyak goreng, shortage dapat terjadi di produk lain, misalnya BBM, masker (kita pernah mengalami ini), minyak tanah, beras, daging, hingga test antigen pun!

Hukum supply demand itu sulit dilawan. Ketika harganya naik, ya berarti memang naik. Entah karena demandnya besar atau supplynya sedikit.

Mencoba menahan harga dengan “perintah harga” akan sangat sulit. Endingnya malah ga ada yang jual.

Sebaliknya, kebalikan dari shortage adalah surplus. Ini juga bahaya. Kita dapat melihat fenomena ini di pasar tenaga kerja.

Ketika buruh meminta kenaikan UMR yang tinggi, maka surplus tenaga kerja akan terjadi alias pengangguran meningkat.

Kuncinya, satu yang dapat emak-emak lakukan. Jangan dibeli tuh minyak mahal or at least jangan panic buying, ga usah gila pake “ngrudug” mini market segala.

Ketika permintaan turun, itu penimbun minyak pasti tercekik dan langsung banting harga.

Itu dia pendapat saya yang menyebabkan krisis minyak goreng, hal ini wajar saja apabila terjadi karena memang perekonomian sulit ditebak, ada juga oknum oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih tanpa memikirkan orang lain.